LEFKO LEFLYE

Rabu, 26 Januari 2011

Kisah Andre Seorang HRD Sukses yang Gak Punya Telinga

Telinga adalah panca indera yang sangat penting. Karena tanpa telinga ga akan bisa berkomunikasi dengan baik. Tapi ini tak jadi halangan bagi seorang Andre. Andre adalah seorang Human Resources Director di sebuah perusahaan multinasional. Dia adalah seorang HRD hebat dan berpengalaman. Orangnya masih muda, pintar dan membumi. Andre terlahir tidak mempunyai daun telinga.
Alhamdulillah dia keliatan ga gitu terganggu dengan cacatnya itu. Diluar soal kuping, penampilan Andre hampir sempurna. Wajahnya ganteng, badannya atletis, tinggi besar dan hobbynya olah raga 5 kali seminggu. Walaupun secara finansial dia sudah sangat mapan, Andre belom juga menikah. Ga tau kenapa.
Ada satu hal yang sangat unik.
Kekurangan soal kuping ini dijadikan Andre bahan untuk menguji setiap pelamar yang ingin bekerja di perusahaan itu. Dia selalu beralasan bahwa sangat perlu menemukan SDM yang tidak melihat kekurangan orang lain. SDM yang baik justru orang yang bisa melihat hal-hal positif dari orang yang ditemuinya.
Nah pada suatu hari dia sedang mewawancara seorang pelamar.
Seorang pemuda tampan dengan setelan, dasi dan berbau wangi.
“Coba Anda lihat saya.
Ada yang aneh ga dengan wajah saya?” tanya Andre.
Si pelamar bingung dong.
Dilema banget tuh! Kalo bilang si HRD ga punya daun telinga ntar dia marah lagi. Kalo bilang ga ada yang aneh takutnya dibilang takut mengatakan apa adanya. Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Si Pelamar memutuskan untuk menjawab dengan jujur. Dia mempunyai keyakinan bahwa kejujuran adalah hal yang paling dihargai oleh seorang HRD. “Bapak ga punya kuping.” katanya tegas.
Apa yang terjadi?
Si pelamar langsung ditolak.
Besoknya pelamar kedua datang dan
mendapatkan pertanyaan batman yang sama.
“Coba Anda lihat saya.
Ada yang aneh ga dengan wajah saya?” tanya Andre.
“Ga ada yang aneh Pak.
Kecuali kuping bapak, semuanya tampak normal buat saya.” jawab pelamar kedua berusaha menjawab sehalus mungkin.
Seperti pelamar pertama,
orang ini pun ditolak.
Pelamar ketiga adalah seorang perempuan yang sangat cantik.
Pengalamannya banyak dan porto folionya bagus. Referensi dari kantor lamanya juga sangat memuaskan. Andre sebenernya sangat ingin menerima wanita ini sehingga dia agak ragu2 untuk melemparkan pertanyaan itu. Akan tetapi karena alasan profesionalisme dia pun memutuskan untuk mengajukan pertanyaan yang sama.
“Coba Anda lihat saya.
Ada yang aneh ga dengan wajah saya?” tanya Andre.
Si wanita tidak segera menjawab.
Dia memperhatikan Andre dengan seksama. Sementara Andre jadi deg2an sendiri. Tanpa disadari dia sampe berdoa pada Tuhan supaya perempuan itu menjawab sesuai dengan harapannya.
“Saya tahu, saya tahu…”
Si Perempuan membuka mulutnya.
“Tau apa?” tanya Andre.“Bapak memakai contact lens!”
Allahu Akbar!
Nyessss…sejuk sekali hati Andre. Tuhan maha besar. Dia telah menciptakan kesempurnaan pada wanita ini. Sudah cantik, pintar dan yang terpenting memiliki attitude yang sangat baik. Dia tidak melihat cacat kupingnya sebagai hal yang aneh. Dia justru melihat contact lens yang sebenernya hampir tak terlihat kalau mata kita kurang tajam. Penasaran bagaimana perempuan itu bisa mengetahui bahwa dia memakai contact lens, Andre pun melanjutkan wawancaranya.
“Darimana Anda tau kalo saya pake contact lens?”
Si perempuan tersenyum manis sekali lalu menjawab dengan kalem,”Kalo ada kupingnya, pasti Bapak pake kacamata dong.”


0 komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL TERKAIT