Buntut dari kekerasan dan unjuk rasa masal warganya. Presiden Mesir Hosni Mubarak menyampaikan kesediaannya untuk segera menyerahkan jabatannya tetapi khawatir tindakannya itu nanti akan memicu kekacauan di negaranya. Dalam wawancaranya dengan jaringan televisi AS, ABC, Mubarak mengaku "sangat sedih" dengan aksi kekerasan yang semakin tidak terkendali di Mesir dan tidak ingin lagi melihat rakyatnya terlibat dalam pertikaian.
Mubarak mengaku muak menjadi presiden dan ingin segera meninggalkan jabatannya saat ini juga. Namun, Mubarak, dalam wawancaranya selama 20 menit, menjelaskan khawatir tindakannya itu akan menenggelamkan Mesir ke dalam kekacauan.
"Saya tak peduli apa kata orang tentang diri saya. Saat ini saya hanya peduli dengan negara saya, saya hanya menaruh perhatian pada Mesir," kata Mubarak, saat aksi unjuk rasa bernuansa kekerasan untuk menentang kekuasaanya memasuki hari ke-10.
"Saya sangat sedih dengan apa yang terjadi kemarin. Saya tidak ingin lagi melihat rakyat saya terlibat dalam perkelahian," ujar Mubarak merespon aksi unjuk rasa yang diwarnai pertarungaan penuh kebrutalan antara pendukung dan penentang pemimpin Mesir ini di Lapangan Tahrir, Kairo.
Mubarak menerangkan pemerintahannya tidak akan bertanggungjawab atas aksi kebrutalan yang terjadi dan menuding pihak oposisi Ikhwanul Muslimin berada di balik aksi kekerasan.
0 komentar:
Posting Komentar